Economy analysis of law atas putusan pailit

Lumbanraja, Henri (2016) Economy analysis of law atas putusan pailit. Masters thesis, Universitas Pelita Harapan.

	Text (Title) Title.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (Abstract) Abstract.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (281kB)
	Text (ToC) ToC.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (289kB)
	Text (Chapter 1) Chapter 1.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (387kB)
	Text (Chapter 2) Chapter 2.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (461kB)
	Text (Chapter 3) Chapter 3.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (382kB)
	Text (Chapter 4) Chapter 4.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (696kB)
	Text (Chapter 5) Chapter 5.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (319kB)
	Text (Bibliography) Bibliography.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (290kB)

Abstract

Krisis Ekonomi telah terjadi pada tahun 1997 di Asia dan pada tahun 2009 terjadi di seluruh dunia, menyebabkan perusahaan yang sehat (Solvent), tiba-tiba menjadi tidak sehat (Insolvent) disebabkan bukan karena kesalahan manajemen atau faktor internal perusahaan, tetapi akibat gejolak depresiasi rupiah 400% terhadap US Dollar mengakibatkan utang perseroan meningkat empat kali lipat. Untuk merealisasikan perbaikan ekonomi akibat dari krisis tersebut Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan International Monetary Fund (IMF). Salah satu program yang menjadi perhatian serius dari IMF adalah aspek pembenahan hukum dalam rangka merestrukturisasi perekonomian Indonesia dengan cara pembentukan hukum Kepailitan terakhir UU No. 34 Tahun 2007 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK). Dalam UUK mengatur syarat pailit dalam Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 8 ayat (4) dengan tujuan agar dapat menyelesaikan kredit macet yang efektif dan efisien. Namun pada dasarnya Undang-undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (UUK) yang diharapkan lebih komprehensif ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan banyak pihak karena pihak-pihak yang tidak berniat baik telah memanfaatkan UUK untuk mempailitkan perseroan yang sehat (Solvent). Kepailitan pada umumnya menimbulkan kerugian tidak hanya kepada Debitur saja tetapi kepada para tenaga kerja yang kehilangan pekerjaannya, para pemasok, Negara yang akan kehilangan penerimaan pajaknya. Dengan kata lain, kepailitan adalah merupakan langkah yang terakhir (ultimum remedium), dan Hakim Niaga belum mempergunakan Economy Analysis of Law dalam pertimbangannya untuk mengabulkan atau tidaknya permohonan pailit / Economic Crisis had occurred in 1997 in Asia and in 2009 occurred throughout the world, causing a solvent company suddenly became the insolvent company caused no fault of management or internal factors, but the shocks from the depreciation of the Rupias up 400% against the US dollar which resulted in the company's debt increased four times more likely. To perform the realization of economic recovery as a result of the economic crisis that the Government of Indonesia in cooperation with the International Monetary Fund (IMF). As One of the serious attention of the IMF program is the aspect of legal reform in order to restructure the Indonesian economy by making laws final Bankruptcy Law Number 34 of 2007 on Bankruptcy and Suspension of Payment. Bankruptcy Law governs how the bankruptcy the conditions in Article 2 Paragraph (1) and Article 8 Paragraph (4) with the purpose to resolve bad debts effectively and efficiently. But basically Law Number 37 of 2004 on Bankruptcy and Suspension of Payment is expected to be more comprehensive and not as expected by society because there are those who have bad intentions for using the Bankruptcy Law to plead bankruptcy on the company Solvent. Bankruptcy usually result in losses not only to the debtor but to the workers who lost their jobs, suppliers, the government lose tax revenue. Equally bankruptcy is a last resort (ultimum remedium), and Judges Commerce yet used Economy Analysis of the Law in Theirs consideration whether to fulfill or not bankruptcy

Actions (login required)

View Item