Karena mapan atau untuk mapan: Persepsi kemapanan ekonomi dan intensi menikah pada lajang di pulau Jawa

Beth, Kathleen (2022) Karena mapan atau untuk mapan: Persepsi kemapanan ekonomi dan intensi menikah pada lajang di pulau Jawa. Bachelor thesis, Universitas Pelita Harapan.

	Text (Title) Title.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (66kB)
	Text (Abstract) Abstract.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (180kB)
	Text (ToC) ToC.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (167kB)
	Text (Journal) Journal.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (337kB)
	Text (Bibliography) Bibliography.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (228kB)
	Text (Appendices) Appendices.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)

Abstract

Pernikahan merupakan salah satu tradisi yang telah berkembang lama dan tidak hanya mendatangkan kebahagiaan kepada pasangan namun juga kepada reputasi dan kebahagiaan keluarga. Awalnya, pernikahan dianggap sebagai transaksi dari suami yang memiliki peran publik dan istri yang memiliki peran dalam domestik. Namun, terdapat perubahan peran gender pada era modernisasi dan tuntutan ekonomi membuat peningkatan partipasi perempuan untuk terjun bekerja. Bersamaan dengan hal ini, angka pernikahan di Indonesia semakin menurun dalam beberapa dekade. Di sisi lain, masyarakat Indonesia masih memandang positif pernikahan hipergami. Studi kuantitatif ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana intensi untuk (tidak) menikah dipengaruhi oleh persepsi kemapanan ekonomi, serta sejauh mana gender dapat memberikan pola interaksi yang berbeda antara kemapanan ekonomi dengan intensi individu untuk menikah. Sebanyak 134 partisipan (Musia = 26.35; SD = 5.149) berpartisipasi dalam survei. Hasilnya menunjukkan bahwa persepsi kemapanan ekonomi yang lebih tinggi memprediksi intensi menikah di kalangan pria lajang. Selain itu, usia merupakan determinan terkuat untuk menikah bagi pria lajang, sedangkan tingkat pendidikan merupakan determinan terkuat untuk menikah bagi wanita lajang. Studi ini menginformasikan bahwa tingkat ekonomi memainkan peran yang cukup besar dalam menentukan niat menikah di kalangan individu belum menikah di Indonesia./Marriage is one of the long-standing traditions subscribed by Indonesian society that brings with it not only the happiness of the couple, but also the reputation and happiness of the family. Initially, marriage was considered as a transaction between a husband, being commodity provider, and a wife, performing a domestic role. However, modernisation and series of socioeconomic transformation have resulted in the consistently increased women’s participation in working, which indicates a change of assumed role. The present quantitative study aims to explore the extent to which the intensity for being (un)married is influenced by the perceived economic stability, as well as the extent to which gender provides unique interaction patterns between economic stability and individual intensity for marriage. A total of 134 subjects (Musia = 26.35; SD = 5.149) participated in the survey. The result shows that higher perception of economic stability predicts higher marriage intensity among single men. Moreover, age is the strongest determinant of intention to marry for single men, while educational level is the strongest determinant of marriage for single women. The study informs that economic level plays a considerable role in determining marriage intention among never-married individuals in Indonesia.

Actions (login required)

View Item