Mahasiswa pada umumnya sudah berada dalam kondisi yang cukup stressful. Adapun kondisi ini akan lebih berat dijalankan oleh mahasiswa yang pernah mengalami bullying. Bullying di masa sekolah merupakan sebuah fenomena yang marak terjadi di Indonesia dan memiliki berbagai macam dampak dalam kehidupan seorang individu, seperti depresi dan menurunnya self-esteem. Dalam menghadapi hal ini dibutuhkan sebuah komponen, yaitu resiliensi. Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk bounce back dari keadaan yang stressful dan merupakan sebuah komponen yang dinamis, sehingga penting untuk meneliti faktor yang mempengaruhi resiliensi dalam diri seseorang. Faktor yang dimaksud adalah hope dan beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara resiliensi dan hope. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh hope terhadap resiliensi pada mahasiswa yang pernah mengalami bullying. Partisipan terdiri atas 110 mahasiswa yang mengisi kuesioner Adult Trait Hope Scale sebagai instrumen pengukur hope dan Brief Resilience Scale (BRS) sebagai instrumen pengukur resiliensi. Hasil pengolahan data menunjukan adanya pengaruh hope terhadap resiliensi yang signifikan (R2=0.226; p=.000). Artinya, resiliensi dipengaruhi oleh hope sebanyak 22,6% dan 77,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Selain itu, ditemukan pula korelasi signifikan antara dimensi hope, resiliensi, dan data pelengkap bullying yang tersedia. Hasil-hasil temuan terkait hope dan resiliensi dengan data demografis juga turut didiskusikan.