Korupsi adalah sebuah persoalan serius yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan Transparency International pada tahun 2004 menyatakan Indonesia memasuki peringkat ke-5 dari 146 negara sebagai negara terkorup. Angelina Sondakh, salah satu anggota DPR pada tanggal 3 Februari dijadikan tersangka atas dugaan kasus korupsi Wisma Atlet. Seluruh media melaporkan seputar peristiwa tersebut dengan bingkai masing-masing. Melalui penelitian ini Penulis ingin melihat bagaimana tabloid Cek & Ricek membingkai kasus ini. Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif, yaitu analisis framing. Penulis menggunakan model Robert N. Entman untuk menjawab hasil rumusan masalah yaitu bagaimana hasil pembingkaian tentang dugaan kasus korupsi yang dilakukan Angelina Sondakh pada tabloid Cek & Ricek periode Februari – April 2012. Dari seluruh artikel yang dianalisis dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar pemberitaan tentang dugaan kasus korupsi yang dilakukan Angelina Sondakh selama periode Februari – April 2012 dipandang sebagai bingkai hukum. Selain bingkai hukum tabloid Cek & Ricek juga mengkonstruksi pemberitaan tentang dugaan kasus Angelina Sondakh sebagai bingkai sosial dan pribadi. Penulis menggunakan salah satu teori komunikasi yaitu Cultural Studies, yang diperkenalkan Stuart Hall untuk menjelaskan bagaimana kepentingan dominan ketika mempublikasikan sebuah pemberitaan. Hampir selama 1 bulan (periode Februari 2012) tabloid Cek & Ricek menjadikan pemberitaan tentang dugaan kasus korupsi yang dilakukan Angelina Sondakh sebagai isu utama karena memiliki nilai jual yang tinggi. Menurut Hall hal ini disebut sebagai kepentingan ekonomi. / Corruption is a serious problem that is being faced by Indonesian right now. According to a research done by Transparency International, Indonesia ranked in number 5 from 146 countries as the most corrupted country. On February 3rd 2012, Angelina Sondakh, a member of the House of Representative was named as a suspect for her involvement in the Wisma Atlet corruption case. All media reported about this news with their own framework. In this research the writer tried to see how Cek & Ricek tabloid framed the news story of the allegedly Angelina Sondakh’s corruption case. For the methodology the writer used qualitative approach, which is framing analysis. The writer used Robert N. Entman model to answer this research question’s which is how is the framework of Cek & Ricek tabloid in the period of February – April 2012. From all of the articles which being analyzed it can be concluded that most of the news were seen as legal frame. Aside from legal frame, in reporting the corruption case in the period of February – April 2012, Cek & Ricek tabloid also constructed the news as private and social frames. In this thesis the writer used one of communication theory which is Cultural Studies of Stuart Hall, to explain how dominant culture took part in publishing news stories. In February, Cek & Ricek tabloid put Angelina Sondakh in almost every issue as headlines because it sells. According to Hall, this thing is called economical value.