Miskonsepsi merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran matematika yang dapat disebabkan oleh pengetahuan awal siswa. Guru perlu menyediakan strategi pembelajaran yang melibatkan pengetahuan awal siswa untuk menghindari terjadinya miskonsepsi secara terus-menerus. Salah satunya yaitu Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk miskonsepsi siswa dalam materi bilangan berpangkat dan bentuk akar, serta melihat penerapan strategi inkuiri dalam mengurangi miskonsepsi pada siswa dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam mengidentifikasi miskonsepsi siswa, guru dapat menggunakan berbagai sudut pandang yang ada. Salah satunya pandangan konstruktivisme yang melihat pengetahuan awal siswa sebagai sumber pengetahuan dapat berpotensi menghasilkan miskonsepsi. Ekstrem terhadap pengetahuan awal siswa inilah yang sangat berbeda dengan pandangan Kekristenan. Dalam pendidikan Kristen, miskonsepsi tidak hanya dimaknai oleh akibat dari pengetahuan siswa, tetapi juga oleh karena lingkungan belajarnya. Sebab dalam Kekristenan, sumber pengetahuan dan wahyu dipandang sebagai satu kesatuan yaitu apriori dan aposteriori. Dari hasil observasi yang dilakukan penulis, ditunjukkan bahwa terdapat berbagai bentuk miskonsepsi siswa. Selain itu, penerapan tahapan strategi inkuiri yang dilakukan penulis kurang memengaruhi berkurangnya miskonsepsi siswa. Hal ini disebabkan oleh karena penulis kurang maksimal dalam menerapkan setiap tahapan strategi pembelajaran inkuiri sesuai dengan prinsip inkuiri yang ada.