Within giving information, media sometimes also add certain ideology in it. That ideology cause audience to become unconscious, and have a need towards things. That is called, false needs, formed by culture industry. Similar with it is, K-Pop, which create false needs, for the fans to buy K-Pop’s commodities. The aim of this research to see Korean’s culture content within K-Pop as an industry, aswell as culture industry process behind fans’ appreciation. The methodology used is case study, with collecting data from discussion with members of Bigbang and Girls’ Generation’s fandom. Based on this research, there are some Korean’s culture content within K-Pop, that being used by entrepreneur in Indonesia to became an industry. Also culture industry process, where the fans became unconscious with their new needs to buy commodities from their idols. / Dalam penyampaian pesan yang dilakukan oleh media, terkadang ada ideologi yang masuk di dalamnya. Ideologi itu mempengaruhi para audiens untuk menjadi tidak sadar akan keadaannya, dan merasa membutuhkan sebuah kebutuhan tertentu. Hal itu adalah kebutuhan palsu, yang dibentuk oleh culture industry. Serupa dengan itu adalah K-Pop, yang menciptakan kebutuhan palsu, membuat para penggemarnya merasa butuh untuk membeli komoditi K-Pop. Tujuan penelitian ini untuk melihat konten kebudayaan Korea dalam K-Pop, yang menjadi industri, serta proses culture industry yang terjadi di balik apresiasi para penggemar. Metodologi yang digunakan adalah studi kasus, dengan mengumpulkan data dari hasil diskusi bersama anggota fandom Bigbang dan Girls’ Generation. Berdasarkan penelitian yang dilakukan itu, terlihat beberapa bentuk kebudayaan Korea dalam K-Pop yang dimanfaatkan oleh pengusaha di Indonesia dan menjadi industri tersendiri. Serta ada juga proses culture industry, dimana para penggemar menjadi tidak sadar dengan kebutuhan barunya yang membeli komoditi idolanya.