Visual framing merupakan proses memilih dan menonjolkan foto-foto yang akan diangkat dalam pemberitaan media. Salah satu faktor yang mempengaruhi visual framing adalah latar belakang sosial-budaya yang dimiliki oleh media. Foto-foto pemberitaan Tsunami Aceh dan Tsunami Jepang sebagai contoh bencana alam besar dalam sejarah menjadi sampel yang digunakan oleh Penulis untuk meneliti foto-foto pemberitaan. Adapun Kompas dan Asahi Asia Japan Watch (Asahi AJW) dipilih oleh Penulis sebagai objek penelitian karena mewakili dua media dengan latar belakang berbeda. Penulis meneliti perbedaan dan menjelaskan kecenderungan penonjolan foto-foto pemberitaan tsunami dalam dua media dengan latar belakang berbeda. Penelitian ini juga menganalisa keadaan korban tewas pada foto-foto pemberitaan tsunami tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan kuantitatif. Penulis menggunakan coding sheet sebagai alat ukur penelitian. Penulis meneliti 39 foto pemberitaan di Kompas, dan 58 foto pemberitaan di Asahi AJW. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa perbedaan dari kategori penonjolan yang dibuat oleh Penulis. Kompas lebih banyak menonjolkan bingkai korban selamat dengan menyampaikan emosi simpati atau empati kepada pembaca. Asahi AJW di sisi lain lebih menonjolkan kerusakan fisik yang terjadi akibat tsunami sehingga pemberitaannya didominasi oleh ketakutan atau kecemasan. Selain itu, media ini tidak memiliki foto-foto pemberitaan dengan bingkai politik, bingkai korban tewas, dan bingkai bantuan bencana. / Some theorists say that pictures have stronger meaning than other media to tell reality. Despite that fact, there are still just a few researches study about visual salience in news coverage. Visual framing is all about selecting and show particular photos wanted to be supporting the news. One of the factor that influence that process is the socio-culture background the media possesed. Aceh and Japan Tsunami as the well-known natural disasters in history will be an interesting sample to be reasearched in its news coverage photos. Kompas and Asahi Asia-Japan Watch (Asahi AJW) chosen by writer as the reasearch object because both of the media have different backgrounds. Moreover, with the reasearch object mentioned before, the writer reasearches the salience differences between the news coverage photos in both media. Writer also explains and analyzes the dominant-salience tendency and the way media covers dead-body in photos. The research is using content analysis as the method with quantitative approach. Coding sheet was being used as the research measuring tool. This reasearch studies 39 news coverage photos of Aceh Tsunami in Kompas, and 58 news coverage photos of Japan Tsunami in Asahi AJW. Based on the result, Kompas shows more live-saved frame with simpaty and emphaty emotion on its coverage. In addition, this Indonesian newspaper was also put some live-lost (dead body) frame. On the other hand, Asahi AJW conveys more pragmatic frame (construction damage) with fear or worriness as its dominant emotions. This Japan media online doesn’t have news coverage with political frame, live-lost frame, and disaster aid frame.