Pembentukan karakter disiplin didasarkan pada hakikat manusia sebagai citra Allah yang seharusnya hidup mencerminkan karakter-Nya. Karakter disiplin penting dimiliki siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Kenyataannya melalui hasil observasi dan pengalaman mengajar ditemukan beberapa sikap indisipliner pada siswa kelas VI A. Permasalahan sikap indisipliner tersebut menjadi bentuk ketidaktaatan akan Allah. Akibatnya kondisi belajar menjadi tidak kondusif dan waktu belajar menjadi tidak efektif. Pemberian prosedur kelas disertai penguatan ini menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan upaya guru menerapkan prosedur kelas disertai penguatan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Metode penulisan menggunakan kualitatif deskriptif. Kedisiplinan menjadi wujud implementasi atas pemahaman etika Kristen yang didasari pada kebenaran Alkitab. Tentunya terbentuknya sikap disiplin siswa dipengaruhi oleh adanya upaya guru Kristen sebagai agen transformatif melalui pendisiplinan yang positif dan mendidik. Hasil penerapan prosedur kelas secara konsisten dan diimbangi dengan penguatan dapat menjadi upaya yang holistik dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Sikap disiplin meningkat jika diterapkan prosedur secara konsisten serta pemberian penguatan yang tepat sesuai dengan konteks ketidakdisiplinan siswa. Saran yang diberikan yaitu pemberian prosedur sebaiknya diberikan secara konsisten. Selain itu pemberian penguatan hendaknya tidak dengan teguran yang dapat mematikan karakter siswa.