Kesantunan berbahasa pada salah satu Sekolah Dasar masih minim penerapannya. Hal ini dibuktikan dengan fakta siswa melanggar prinsip kesantunan berbahasa saat proses pembelajaran daring. Karakteristik siswa SD yang menjadikan lingkungan sekitar sebagai model dalam berkomunikasi, membuat guru harus menjadi model yang mengimplementasikan kesantunan berbahasa. Tujuan dari penulisan ini adalah menjelaskan implementasi kesantunan berbahasa melalui kompetensi kepribadian guru Kristen di Sekolah Dasar secara daring. Penulisan ini dikaji menggunakan metode kualitatif deskriptif. Kesantunan berbahasa merupakan salah satu bagian dari etika. Guru sebagai pendidik karakter berperan untuk menjadi contoh moral dan mentor etika di kelas sehingga siswa dapat meneladaninya dalam praktik etika. Pencapaian akhir dari pemahaman yang benar terkait etika ialah menyenangkan Tuhan dan membentuk karakter yang menyerupai Kristus. Berdasarkan penulisan, ditemukan bahwa dalam kondisi pembelajaran daring, guru tetap dapat menghadirkan kesantunan berbahasa guna mendorong kesantunan berbahasa siswa usia sekolah dasar, yang menjadikan guru sebagai model berbahasanya. Bentuk dari implementasi kesantunan berbahasa guru, yakni berupa pematuhan maksim kesantunan dan etika berbahasa, serta pemilihan diksi yang tepat. Guru Kristen perlu memiliki sikap reflektif dalam upaya mengimplementasikan kesantunan berbahasa. Saran untuk kepentingan penelitian lanjutan, sebaiknya data ujaran diolah menjadi transkrip, dan perkembangan berbahasa siswa perlu diamati secara berkala.