Latar Belakang: Masyarakat mempercayai dengan membersihkan liang telinga terutama dengan cotton bud dapat membersihan kotoran telinga dengan baik, namun penggunaan cotton bud sebenarnya dilarang karena menyebabkan banyak komplikasi seperti trauma, serumen obsturan, infeksi, dan retensi cotton bud. Serumen obsturan merupakan suatu kelainan telinga, dimana akumulasi dari serumen membentuk massa padat dan melekat pada kanal auditori eksterna. Hal ini dapat dikarenakan adanya gangguan dari mekanisme pembersihan serumen atau produksi serumen yang berlebih. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan cotton bud dengan serumen obsturan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif kategorik tidak berpasangan dengan studi potong lintang yang dilakukan pada 50 responden dan dilakukan purposive sampling pada bulan Maret- April 2020 di Universitas pelita Harapan. Hasil dan Kesimpulan: Prevalensi serumen obsturan pada mahasiswa pengguna cotton bud di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan sebesar 20% dari 50 responden. Ditemukan hubungan signifikan antara frekuensi (p=0.048) dan kedalaman (p=0.030) penggunaan cotton bud terhadap serumen obsturan. Kata Kunci: Cotton bud, Serumen, Serumen Obsturan./ Background: Many people believe self ear cleaning, especially using cotton bud can cleanse the cerumen, however cotton bud usage is prohibited due to high risk of complication,such as trauma, cerumen obstruction, infection, and retention of cotton bud. Cerumen obstruction is an accumulation of cerumen that lodges and wedged on external auditory canal. Cerumen obstruction occur when self ear cleaning mechanism got disrupted or excessive production of cerumen. Purpose: This research intended to analyze correlation of cotton bud usage with cerumen obstruction in Medical Student of Pelita Harapan University. Hypothesis: There is correlation between frequency and depth of cotton bud usage with cerumen obstruction in medical student. Methodology: This research is a comparative study using cross sectional study, with 50 subjects that participate and using purposive sampling on Marcg until April 2020 at Pelita Harapan University. Results and Conclusion :The prevalence of cerumen obstruction in Medical Student of Pelita Harapan University who use cotton bud is 20% from 50 responden. There is a significant relationship between frequency (p=0.048) and depth (p=0.030) of cotton bud usage with cerumen obstruction. Keywords: Cotton bud, Cerumen, Cerumen Obsturan.