Berdasarkan hasil observasi pada Sekolah Dasar Kristen di Tangerang kelas II A, terdapat masalah dalam pembelajaran bermakna yang disebabkan oleh guru, siswa, dan orang tua. Pihak guru kurang dalam penguasaan aplikasi pembelajaran sehingga menimbulkan ketidakefektifan pembelajaran synchronous, pihak siswa tidak memahami instruksi, serta pihak orang tua mendiktekan jawaban kepada siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga menghambat siswa untuk mengaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitifnya. Oleh karena itu, perlu adanya optimalisasi setiap komponen pendidikan melalui kolaborasi. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah memaparkan bentuk penerapan kolaborasi antara komponen pendidikan dalam mewujudkan pembelajaran bermakna pada siswa kelas II Sekolah Dasar. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pembahasan, interaksi positif di dalam kolaborasi komponen pendidikan Kristen mampu menyiapkan dasar kebenaran yang teguh bagi siswa sehingga menstimulasi tindakannya untuk melakukan kehendak Allah. Dapat disimpulkan bahwa penerapan bentuk kolaborasi antara guru dengan siswa, guru dengan rekan kerja dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, serta guru dan orang tua dapat mewujudkan pembelajaran bermakna karena menciptakan lingkungan belajar yang positif, serta pembelajaran yang relevan dengan struktur kognitif siswa. Adapun saran yang diberikan kepada guru adalah mengkaji peran gereja di dalam kolaborasi, menyampaikan materi yang kontekstual dengan siswa, serta membangun komunikasi via telepon.