Durasi dan frekuensi paparan suara dapat mempengaruhi fungsi pendengaran. Populasi remaja, terutama yang berprofesi sebagai mahasiswa, sering menggunakan peranti dengar untuk aktivitas sehari-harinya. Peranti dengar yang dipakai dalam jangka waktu cukup lama dapat menyebabkan trauma akustik, yang dapat merusak sel-sel rambut dalam organ korti sehingga menyebabkan tuli sensorineural16. Penelitian yang ada belum menunjukkan secara konsisten hubungan signifikan antara pemakaian peranti dengar dengan kejadian tuli sensorineural. Belum pernah dilakukan penelitian yang memfokuskan kejadian tuli sensorineural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, khususnya di Universitas Pelita Harapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan lama pemakaian peranti dengar dengan angka kejadian tuli sensorineural pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan. Penelitian ini menggunakan studi analitik obeservasional dengan desain potong lintang. Subyek penelitian berjumlah 84 orang dan pengambilan data primer dilakukan secara konsekutif terhadap mahasiswa angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dari bulan Febuari sampai Maret 2020. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6% dari 84 subyek mengalami tuli sensorineural berdasarkan pemeriksaan garpu tala. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara lama pemakaian peranti dengar diatas 120 menit (p ≤0.01) dan pemakaian peranti dengar saat tidur (p < 0,05) dengan kejadian tuli sensorineural./ The duration and frequency of sound exposure can affect hearing function. The adolescent population, especially those who work as students, often use hearing devices for their daily activities. Hearing devices that are worn for a long period of time can cause acoustic trauma, which can damage the hair cells in the core organs, causing sensorineural deafness16. Existing research has not consistently demonstrated a significant relationship between hearing device use and the incidence of sensorineural hearing loss. There has never been a research that focuses on the incidence of sensorineural deafness in students of the Faculty of Medicine, especially at Pelita Harapan University. This study aims to determine whether there is a relationship between the duration of hearing device use and the incidence of sensorineural deafness in students of the Faculty of Medicine, University of Pelita Harapan. This study used an obeservational analytic study with a cross sectional design. The number of research subjects was 84 people and primary data collection was carried out consecutively on students of class 2017 at the Faculty of Medicine, University of Pelita Harapan from February to March 2020. The results showed that 6% of 84 subjects experienced sensorineural deafness based on a tuning fork examination. Statistical analysis showed a significant relationship between the length of hearing device use over 120 minutes (p ≤0.01) and the use of hearing devices while sleeping (p <0.05) with the incidence of sensorineural deafness.