Pandemi telah menyebabkan sekolah-sekolah di Indonesia melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). PJJ terkendala oleh peningkatan potensi terjadinya kecurangan serta minimnya ketersediaan gadget, kuota dan sinyal. Kendala tersebut menyebabkan minimnya kuantitas dan kualitas umpan balik siswa sehingga dapat menghambat pengembangan dan pengarahan talenta siswa kepada mandat penciptaan dan budaya yaitu penatalayanan. Guru memiliki peranan kunci dalam permasalahan pendidikan. Maka tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas mengenai peran guru sebagai fasilitator untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas umpan balik selama PJJ. Makalah ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Filsafat antropologi dapat menyadarkan guru mengenai signifikansi perannya. Kesadaran tersebut menuntun guru untuk menyesuaikan perannya selama PJJ sehingga dapat menyediakan media dan jenis asesmen yang tepat sehingga permasalahan umpan balik dapat teratasi. WhatsApp dapat digunakan untuk berdiskusi secara interaktif dengan siswa sehingga kuantitas umpan balik meningkat dan siswa dapat diberikan asesmen HOTS serta jurnal refleksi agar dapat memberikan umpan balik yang autentik. Pengoptimalan peran guru sebagai fasilitator telah berhasil mengatasi permasalahan umpan balik siswa di beberapa sekolah. Kedepannya, guru disarankan untuk menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan HOTS serta jurnal refleksi sebagai instrumen penilaian.