Sebagai salah satu bentuk integrasi ekonomi yang terbesar di dunia, NAFTA, yang berlaku selama kurang lebih 25 tahun telah menghilangkan batasan-batasan dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan standar hidup bagi masyarakat di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Namun, sejak kampanye kepresidenan Amerika Serikat di tahun 2016, Presiden Trump telah menegaskan keinginannya untuk melakukan perundingan ulang terhadap perjanjian tersebut. Presiden Trump menilai NAFTA sebagai perjanjian terbutuk yang pernah dibuat dan perjanjian yang tidak adil bagi perekonomian Amerika Serikat. Penelitian ini bertujuan untuk memahami kepentingan nasional Amerika Serikat melakukan perundingan ulang NAFTA menjadi USMCA dan bagaimana Amerika Serikat memanfaatkan USMCA dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Teori neorealisme, kepentingan nasional, kebijakan luar negeri, ekonomi politik internasional, dan geo-ekonomi merupakan dasar pemikiran peneliti dalam melakukan penelitian ini. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dalam menelaah data yang menjelaskan kepentingan dan pemanfaatan Amerika Serikat dalam melakukan perundingan ulang NAFTA. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi pustaka dan studi daring yang kemudian dianalisis berdasarkan teknik analisis naratif dan event-structuture analysis (analisis struktur acara). Penelitian yang peneliti telah lakukan menjelaskan kepentingan nasional Amerika Serikat dibawah kepresidenanan Donald J. Trump yang berorientasi pada kebijakan ekonomi tidak hanya untuk menyeimbangkan kembali perdagangan di Amerika Utara tetapi juga untuk mengatasi ancaman kekuatan besar baru, yaitu China, dengan membatasi akses pasar China ke pasar Amerika Utara.