Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa membawa dampak global pada seluruh industri, tak terkecuali industri media.Suara Timor Lorosae (STL), sebuah media tertua di Timor Leste, adalah salah satu dari banyak media yang tak luput menghadapi tantangan seiring hadirnya era digital dan platform media baru berbasis jaringan. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah memberi dampak besar dalam seluruh aspek distribusi informasi. Masyarakat tidak lagi sekedar menerima informasi tetapi menuntut bukan hanya memperoleh informasi yang mudah diakses, menyeluruh, cepat dan seketika itu juga (real time), tetapi juga keterlibatannya dalam membagi informasi. Saat ini yang harus STL hadapi adalah bagaimana mempertahankan serta mengembangkan eksistensinya pada era digital, mengingat sangat massiveteknologi informasi dewasa ini. Hal ini lah yang menarik perhatian peneliti, karena belum terdapatnya studi yang secara khusus mengangkat pengalaman sebuah media di Timor Leste/ Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif etnografi. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan data primer, yaitu wawancara dan observasi partisipan, serta data sekunder berupa studi kepustakaan dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada para jajaran staff, wartawan, serta pimpinan internal STL dan kalangan masyarakat dari berbagai bidang atau latar belakang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa STL menggunakan strategi dalam mempertahankan eksistensinya dalam era digital saat ini di antaranya dengan memanfaatkan platform sosial media sebagai sarana promosi, me-rebuild platformonline (website/online news), membuat aplikasi via Google Play, serta membuat tipe bisnis baru di luar bisnis media itu sendiri demi mendapatkan revenue stream yang baru. / The quick development of digital technology over the past few decades has had a global impact on all industries, including the media industry. Suara Timor Lorosae (STL), the oldest media in Timor Leste, is one of the many media that have not escaped the challenges of the advent of the digital era and new network-based media platforms. Advances in communication and information technology have had a major impact in all aspects of information distribution. The public is no longer just receiving information but demands not only information that is easily accessible, comprehensive, fast and instantaneous (real time), but also their involvement in sharing information. Currently, what STL has to face is how to maintain and develop it’s existence in the digital era, considering the massive information technology today. This is what attracts the attention of researcher, because there is no study that specifically addresses the experience of a media in Timor Leste. This research uses ethnographic qualitative research methods. Research data collection was carried out with primary data, namely interviews and participant observation, secondary data is literature review and documentation. Interviews were conducted with staff, journalists, and internal leaders of STL and people from various fields or backgrounds. The results show that STL uses strategies to maintain it’s existence in the current digital era, including using social media platforms for promotion, rebuilding the online platform (website/online news), creating applications via Google Play, and creating new types of businesses outside the media itself in order to get new revenue streams.