Kebangkitan ekonomi menyebabkan kebutuhan Tiongkok terhadap energi konvensional menjadi tinggi. Dengan cadangan minyak yang menipis, maka Tiongkok merumuskan beragam strategi guna tercapai kebutuhan domestik. Salah satunya dengan membentuk kerja sama regional dengan kawasan Afrika, yaitu FOCAC. Dibentuk pada tahun 2000, FOCAC berfungsi sebagai forum dialog, diskusi dan bernegosiasi antara Tiongkok dan Afrika dalam mengatasi masalah bersama terkhusus pembangunan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi Tiongkok dalam memperoleh akses energi konvensional dari negara Afrika melalui FOCAC dan manfaat yang Tiongkok dan Afrika dapatkan dari forum ini. Teori Realisme Neoklasik serta konsep kebijakan luar negeri, kepentingan nasional, strategi kebijakan luar negeri, dan kerja sama regional digunakan sebagai dasar kerangka berpikir dari penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode penelitian historis. Data dikumpulkan melalui studi pustaka dan penelusuran daring, yang hasilnya dikelompokkan dan dianalisis dengan menggunakan teknik event structure analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tiongkok menggunakan strategi pendekatan politik dan investasi dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan untuk membuat Afrika bergantung, namun bantuan dana yang diberikan tidak mampu dikembalikan oleh Afrika sehingga kompensasinya adalah memberikan energi konvensional yang dapat diakses oleh Tiongkok. Hasilnya, Tiongkok berhasil mendapatkan akses energi dan Afrika memperoleh investasi pembangunan ekonomi meski harus merelakan cadangan energinya.