In the era of globalization, the interaction between individuals is no longer limited within their geographic barriers. As countries have become borderless, it has allowed individuals to cross-counties for educational, tourism and businesses purposes. This phenomenon has pushed for communication between individuals of different cultures thus, allowing for intercultural relationships to occur. Intercultural marriages have been on a rise in the last ten years. However, there is a lack of studies on this unique union between individuals of distinct cultures especially between Indonesian and Westerner spouses. This research will study the dynamics of intercultural marriages between Indonesian men and Westerner women and have children of their own by gathering data from conducting in-depth interviews with three key informants. Research findings show that the dynamics of intercultural marriages and families are different than intracultural marriages and families, as intercultural spouses face unique sets of challenges./ Di era globalisasi sekarang ini, interaksi antara individual tidak lagi terbatas pada batas-batas geografik di mana mereka berada. Dengan semakin tak terbatasnya Negara-negara, individu pun menjadi semakin bebas untuk mengakses edukasi, pariwisata, dan kepentingan bisnis lintas Negara. Akibat dari fenomena ini, komunikasi antar individu dari berbagai budaya menjadi semakin terdorong sehingga menyebabkan adanya hubungan inter-kultural. Pernikahan antar budaya sudah semakin menigkat sejak sepuluh tahun terakhir. Akan tetapi, studi mengenai persatuan unik dari individu dengan latar budaya yang berbeda, terutama antara pasangan suami-istri Indonesia dan Negaranegara barat masih jarang ditemukan. Penelitian ini akan mempelajari dinamika dari pernikahan antar budaya antara laki-laki Indonesia dengan perempuan yang berasal dari Negara barat, dan memiliki anak-anak. Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini didapat melalui wawancara in-depth terhadap tiga informan kunci. Selanjutnya, hasil dari peneilitan ini menunjukan bahwa dinamika dari pernikahan dan keluarga antar budaya berbeda dengan pernikahan dan keluarga intra-kultural, yaitu, pasangan suami-istri antar budaya menghadai serangkaian tantangan yang unik.