Fenomena perceraian di Indonesia ditemukan semakin meningkat setiap tahunnya dan diketahui bahwa 70% gugatan cerai banyak berasal dari pihak istri (BkkbN, 2013). Hal tersebut banyak disebabkan oleh ketidakharmonisan dalam rumah tangga serta ketidakmampuan individu mengatasi perasaan stress akibat permasalahan yang ada. Terdapat beberapa hal yang dapat mendorong individu sebagai seorang istri untuk tetap dapat bertahan dalam hubungan pernikahannya, seperti adanya strategi coping seperti proactive coping dan komitmen pernikahan yang kuat baik secara personal, moral, dan struktural. Peneliti pada akhirnya tertarik untuk dapat melihat hubungan antara kedua variabel pada wanita dewasa muda yang sudah menikah. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dan mendapatkan 99 responden. Selain itu, peneliti juga mengadaptasi alat ukur The Proactive Coping Scale (TPCS) dan mengkonstrusksi alat ukur Components of Commitment Scale (CCS). Data diolah dengan menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara proactive coping dengan tipe komitmen pernikahan personal dan moral, namun tidak dengan tipe komitmen pernikahan struktural khususnya pada wanita dewasa muda yang sudah menikah. Selain itu, didapatkan pula hasil tambahan, yaitu bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia pernikahan dengan tipe komitmen pernikahan, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia anak terkecil dengan tipe komitmen pernikahan, dan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara istri dewasa muda yang bekerja dan yang tidak bekerja pada tingkat proactive coping dan tipe komitmen pernikahan.