Hasapi adalah alat musik dawai bertali senar dua yang merupakan instrumen utama dalam Gondang Hasapi, berasal dari Sumatra Utara. Selain melalui media pertunjukan, pelestarian budaya juga dapat dilakukan melalui media lain, salah satunya melalui perekaman. Pelestarian budaya melalui media perekaman dibutuhkan, sehingga generasi muda dapat mempelajari budaya itu secara berulang. Penelitian ini bertujuan menganalisis preferensi responden terhadap teknik perekaman stereo pada alat musik hasapi. Teknik perekaman stereo yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik stereo XY, MS, NOS, ORTF, dan AB, dengan dua pengaturan jarak yang berbeda, yaitu pada jarak 100 dan 200 cm dari sumber bunyi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan melakukan uji sampel melalui kuesioner penilaian sampel kepada 21 responden yang terbagi menjadi kategori ahli dan non ahli. Data kuesioner kemudian disajikan kedalam tabel per sampelnya, lalu diolah ke dalam bentuk data statistik berupa diagram batang, menggunakan rumus probabilitas sederhana. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa sampel dengan pengaturan jarak 100 cm lebih banyak diminati, dibandingkan sampel dengan pengaturan jarak 200 cm. Bunyi perekaman sampel hasapi yang dinilai baik bagi responden adalah bunyi dengan clarity yang jelas (bright), dengan separasi yang baik antara hasapi doali dan hasapi ende. Sampel dengan teknik perekaman stereo MS (Mid Side) dengan pengaturan jarak 100 cm merupakan teknik yang menjadi preferensi dalam perekaman ensambel hasapi.