Teknik perekaman yang selama ini digunakan untuk perekaman alat musik tradisional sape Dayak ialah teknik perekaman spot-based atau langsung (direct) yang menghasilkan hasil perekaman yang jelas dan detail tetapi tidak pernah menggunakan teknik stereo untuk mendapatkan citra stereo dan warna bunyi yang baru dari bunyi sape itu sendiri. Teknik yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik perekaman stereo XY, Spaced Pair (A-B), ORTF dan NOS. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan perhitungan statistik dengan cara membagi kuesioner kepada dua kategori responden yang berjumlah 25 responden, yaitu ahli dan non-ahli. Pada kategori ahli akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemain sape dan insinyur bunyi yang berjumlah 11 orang begitu juga pada kategori non-ahli yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu musisi dan non-musisi. Persyaratan responden agar dapat menjadi responden ahli adalah memiliki pengalaman lebih dari lima tahun dalam bidangnya dan untuk kategori non-ahli adalah musisi yang memiliki pengalaman bermusik kurang dari lima tahun dan bukan musisi sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik perekaman stereo yang menjadi preferensi responden adalah teknik stereo A-B sampel 2B dengan jarak mikrofon satu m dan tinggi 30 cm. hasil perekam stereo yang dinilai baik oleh responden adalah bunyi sape yang memiliki center image yang jelas, warna bunyi sape yang memiliki kejelasan yang baik dan minim derau.