Laju kerusakan komponen yang tinggi tentunya akan menyebabkan ekspektasi kebutuhan yang besar pula. Oleh sebab itulah dalam perencanaan persediaannya perlu diperhitungkan karakteristik komponen, seperti umur, keandalan dan laju kerusakannya serta kondisi populasi komponen yang sedang dioperasikan. Dalam tesis ini dikembangkan model persediaan komponen berdasarkan keandalaimya, sehingga karakteristik yang dimiliki oleh suatu komponen dapat diperhitungkan dalam pengendaUan persediaaimya. Tujuem dari model persediaan ini adalah untuk mendapatkan keputusan persediaan yang optimal yaitu jumlah pemesanan setiap kah pesan (Q), titik pemesanan kembali (r) sehingga diperoleh ongkos persediaan yang optimal dan sesuai dengan sasaran tingkat ketersediaan yang ingin dicapai. Dari ketujuh macam komponen yang dicobakan dengan model ini diketahui bahwa semua komponen berdistribusi kerusakan weibull dan menunjukkan laju kerusakan yang semakin tinggi dengan pertambahan umur pemakaian, hal ini berarti bahwa kerusakan komponen berada pada tahap "wear ouf' kurva ''bath-tub". Semakin besar keandalan komponen, semakin kecil laju kerusakannya. Hal ini terlihat pada komponen Point Tooth dan Bolt Hex dimana rata-rata keandalan 0,437 dengan rata-rata laju kerusakan 0,007 dan rata-rata keandalan 0,795 dengan rata-rata laju kerusakan 0,002. Kondisi persediaan optimal yang sekaligus dapat memenuhi tingkat ketersediaan komponen yaitu 90%, yang diharapkan tercapai pada komponen Nut Stopper dan Element, dengan ongkos total sebesar Rp. 33.053.586,- dan Rp.24.36I.633,-.