Data yang didapat dari Direktorat Pendidikan Luar Biasa Indonesia menyatakan bahwa penyebaran Sekolah Luar Biasa di Indonesia sangat kurang dalam segi kualitas dan kuantitas, terutama bagi SLB A, B dan C yang menangani anak Tunanetra, Tunarungu dan Tunagrahita. Melihat hal ini, maka dirasa perlu untuk melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhan anak anak cacat tersebut. Sebagai mahasiswa Arsitektur, maka tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi hal itu adalah dengan cara menganalisa permasalahan-permasalahan yang ada untuk kemudian dikembangkan menjadi sebuah konsep desain SLB yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan anak cacat itu sendiri. Desain bermula dari permasalahan yang akan diangkat dalam proyek ini, lalu masuk ke tahap analisa dan setelah itu mencari pemecahannya yang berupa konsep desain. Setelah menganalisa kebutuhan dari anak cacat itu, maka didapatkan sebuah konsep SLB yang dibuat sebagai wadah bagi mereka tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual mereka, namun juga kemampuan interaksi sosial mereka juga yang dirasa kurang.