Salah satu tugas negara atau pemerintah adalah menyediakan lapangan kerja bagi rakyatnya. Selama ini pemerintah, secara terbatas, menyediakan lapangan kerja secara langsung melalui lowongan kerja di institusi-institusi pemerintahan ataupun badan-badan usaha milik pemerintah. Bagian terbesar lapangan kerja ada di dunia swasta, dalam perusahaan-perusahaan besar maupun kecil, formal maupun informal. Untuk menjamin kelangsungan hidupnya, perusahaan-perusahaan tersebut harus mampu bersaing. Persaingan hanya bisa dimenangkan melalui inovasi, ""innovate or evaporate". Perusahaan-perusahaan besar, dengan kemampuan yang dimilikinya, bisa mendirikan unit-unit penelitian dan pengembangan sendiri. Sementara perusahaan-perusahaan menengah dan kecil, bisa memanfaatkan balaibalai penelitian dan pengembangan yang didirikan pemerintah. Dengan segala keterbatasan yang ada, balai-balai ini berusaha untuk melayani permintaan dari perusahaan-perusahaan menengah dan kecil yang ada di dalam wilayah kerjanya. Sebagai institusi pemerintah, balai-balai ini mengikuti sistem pelaporan yang ditetapkan Pemerintah, dimana dalam hal ini lebih banyak ditekankan kepada masalah keuangan (anggaran). Sebagai institusi yang dituntut banyak menelorkan inovasi, sistem pelaporan ini tidak bisa mengungkapkan hal-hal lain diluar hal-hal fmansial tersebut. Disamping itu, sebagai institusi pemerintah yang dibatasi oleh anggaran dan peraturan-peraturan yang lebih sering mengikat kreativitas, lembagalembaga ini mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan strategi yang mereka susun ke dalam bentuk program-program yang terukur. Permasalahan tersebut kemudian diangkat sebagai suatu studi, dimana dalam studi ini penulis mencoba untuk menyusun suatu panduan implementasi strategi dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Dalam pendekatan ini, pengukuran kinerja lembaga dipandang melalui empat keseimbangan perspektif, yang meliputi Financial Perspective, Customer Perspective, Internal Bussiness Process Perspective and Learning and Growth Perspective.