Kanker merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian dan dapat terjadi kepada siapa saja, termasuk pada remaja. Pada remaja sendiri, terjadi tahapan perkembangan yang memiliki peran penting bagi setiap individu. Remaja yang memiliki tugas perkembangan dan dengan kondisi kesehatan diri yang mengalami salah satu penyakit kronis di dunia ini tentunya menjadi kesulitan dan tantangan bagi mereka. Untuk menghadapi tantangan dan mengatasi kesulitan tersebut, dibutuhkan resiliensi yaitu kemampuan untuk mengatasi kesulitan dengan respon secara sehat dan positif. Resiliensi sendiri memiliki tujuh aspek seperti regulasi emosi, pengendalian impuls, analisa penyebab masalah, optimisme, empati, efikasi diri, dan menemukan jalan keluar dari permasalahan. Untuk itu peneliti melaakukan penelitian untuk melihat gambaran resiliensi pada remaja penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yankni dengan menggunakan desain fenomenologi dari 2 orang remaja penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Instrument penelitian yang digunakan dalam pengambilan data yaitu wawancara dan observasi. Hasil penelitian mengungkapkan gambaran resiliensi antar kedua subjek yang cenderung sama tinggi. Resiliensi pada kedua subjek juga dipengaruhi oleh faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi seperti spiritualitas, kontrol diri, dan relasi dengan orang lain.