Mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi secara individual pada masa Program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini menghadapi beberapa tantangan tersendiri seperti komunikasi dengan dosen pembimbing dan kesulitan mencari referensi yang terbatas. Masalah yang dihadapi dapat menyebabkan munculnya stres yang lebih tinggi dibanding sebelum masa pandemi. Oleh karena itu, mahasiswa membutuhkan coping yaitu usaha untuk menurunkan stres melalui perubahan perilaku dan pikiran. Sebelum menilai situasi untuk menerapkan coping, biasanya individu akan menilai kemampuan diri sendiri terlebih dahulu dan keyakinan ini dikenal dengan istilah self-efficacy. Keyakinan mahasiswa akan kemampuan dirinya dalam konteks akademik disebut dengan academic self-efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan academic self-efficacy dengan coping strategies pada 100 mahasiswa Universitas X yang sedang menyusun skripsi secara individual. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Student Self-Efficacy (SSE) dan Ways of Coping Questionnaire (WCQ). Hasil dari uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan antara academic self-efficacy dengan emotion-focused coping (r = .209, n = 100, p = .037) dan problem-focused coping (rs(98) = .496, p = .000). Hal ini berarti semakin tinggi tingkat academic self-efficacy yang dimiliki individu maka semakin tinggi pula emotion-focused coping dan problem-focused coping pada individu.