The number of divorces in Indonesia has been increasing and this affects the children in the family, especially adolescents. Adolescence entails many changes and parental divorce is yet another setback they must bounce back from. Resilience has been found to play a big role in a child’s ability to adapt to changes due to parental divorce. It is therefore important to identify factors that can help build resilience. An individual’s attachment system determines responses to life stressors; therefore, this present study was conducted to analyse the effect of attachment on resilience in adolescents with divorced parents. Data was collected from 44 adolescents with divorced parents using the adapted versions of the Experiences in Close Relationships – Revised – General Short Form (ECR-R-GSF) and the Brief Resilience Scale (BRS). The results show that attachment anxiety predicts resilience while attachment avoidance was non-significant in predicting resilience. Further implications of these findings were outlined for future research in this field, and for parents, adolescents, counsellors, and readers in general. / Jumlah kasus perceraian di Indonesia tercatat meningkat dari tahun ke tahun dan perceraian mempengaruhi anak dalam keluarga itu, terutama remaja. Terdapat banyak perubahan yang terjadi di masa remaja dan perceraian orang tua menjadi sebuah masa sulit yang harus dihadapi. Resiliensi berperan penting dalam kemampuan seorang anak untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi karena perceraian orang tua. Karena itu, penting untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang dapat membangun resiliensi dalam anak. Sistem attachment pada seseorang mempengaruhi respon terhadap stress, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh attachment terhadap resiliensi di remaja dengan orang tua yang sudah bercerai. Data dikumpulkan dari 44 remaja dengan orang tua yang sudah bercerai menggunakan Experiences in Close relationships – Revised – General Short Form (ECR-R-GSF) dan Brief Resilience Scale (BRS) yang sudah diadaptasi. Hasil yang didapatkan adalah dimensi attachment anxiety memberi pengaruh yang negative terhadap resiliensi sedangkan dimensi attachment avoidance tidak signifikan dalam mempengaruhi resiliensi. Implikasi dari penelitian ini dibahas terhadap konteks penelitian selanjutnya, orang tua, remaja, konselor dan pembaca secara umum.