Pekerja religius yang terdiri dari pendeta, hamba Tuhan, majelis, dan misionaris kristen yang bekerja di gereja atau institusi kerohanian lainnya. Secara umum pekerjaan seorang pekerja religius adalah menjadi teladan dari segi kerohanian bagi jemaat dan menyediakan waktu untuk melayani orang yang membutuhkan. Seperti memimpin doa, mendengarkan permasalahan hidup jemaat, dan juga mengabarkan Injil. Akan tetapi dibalik pekerjaan ini, terdapat banyak tuntutan bagi seorang pekerja religius Kristen. Baik dituntu sebagai teladan tapi juga memiliki jam kerja yang tidak teratur, karena ada hal – hal yang dapat terjadi mendadak dan biasanya melibatkan seorang pekerja religius Kristen. Hal ini dapat memunculkan stres dan ketidakpuasan dalam hidup seorang pekerja religius Kristen. Oleh karena itu, studi ini ditujukan untuk melihat apakah adanya pengaruh dari religiusitas sebagai salah satu sifat dasar yang diprediksi dimiliki oleh pekerja religius Kristen serta kecerdasan emosional yang berkaitan dengan bagaimana seseorang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Subjek penelitian ini berjumlah 106 partisipan yang terdiri dari pendeta, hamba Tuhan, majelis, dan misionaris Kristen. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dan menggunakan alat ukut The Four Basic Dimension of Religiosity, Emotional Intelligence Inventory, dan Life satisfaction scale translated in Bahasa Indonesia. Hasil hipotesis pertama menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas dengan kepuasan hidup (R2 = .041, β = .203, p < .05). Hasil hipotesis kedua menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kepuasan hidup (R2 = .005, β = .069, p > .05). Hasil hipotesis ketiga menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara religiusitas dan kecerdasan emosional terhadap kepuasan hidup (R2 = .168, β1 = .197, β2 = .040, p < .05). Penemuan lain yang berkaitan dengan ketiga variabel penelitian juga didiskusikan dalam studi ini.