Dalam kondisi ekonomi yang sulit ini, investor mengharapkan agar perusahaan dapat lebih efisien dan memberikan keuntungan yang lebih menarik dibandingkan investasi lainnya. Kinerja Bisnis Indonesia dan Solopos dikaji dengan melakukan analisis Laporan Keuangan dan menggunakan Rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Aktivitas Usaha serta membandingkan biaya yang sangat material terhadap total penjualan seperti biaya sumber daya manusia, kertas dan cetak. Rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Aktivitas Usaha Bisnis Indonesia lebih baik dari Solopos. Net profit Margin dan Return on Investment Bisnis Indonesia juga lebih baik dari Solopos dan masih dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan pemanfaatan sumber daya manusia yang lebih efisien. Biaya sumber daya manusia Bisnis Indonesia cukup tinggi dan mencapai 30% dari total penjualan sedangkan Solopos hanya mencapai 15%. Disamping itu jumlah karyawan Bisnis Indonesia lebih banyak 273% dari jumlah karyawan Solopos dengan produktivitas hanya 58,76% dari produktivitas karyawan Solopos. Net Profit Margin dan Return on Investment Solopos masih dapat ditingkatkan dengan melakukan efisiensi biaya kertas dan cetak. Biaya kertas dan cetak Solopos cukup tinggi dan mencapai 50% dari total penjualan sedangkan Bisnis Indonesia hanya mencapai 21%. Efisiensi biaya kertas dan cetak dilakukan dengan membatasi koran retur atau pengembalian koran yang tidak laku sekitar 10% dari jumlah koran beredar dan disesuaikan dengan kondisi pasar.