Krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan mengakibatkan perbankan nasional mengalami kesulitan. Faktor utama yang menyebabkan perbankan nasional mengalami kesulitan yang besar adalah adanya depresiasi mata uang Rupiah terhadap dollar Amerika yang hampir mencapai 300%, yang mengakibatkan timbulnya banyak kredit bermasalah dan perbankan beroperasi dengan selisih bunga negatif (negative spread). Faktor tersebut yang menyebabkan struktur permodalan perbankan nasional menurun dan menjadi negatif, yang ditandai dengan penurunan rasio kecukupan modal (CAR) dan meningkatnya rasio non performing loan yang secara drastis, sehingga pemerintah melakukan pembenahan melalui program restrukturisasai perbankan nasional. Restrukturisasi perbankan merupakan suatu permasalahan yang mencakup makroekonomi, mikroekonomi, system yang terkait seperti system pembayaran secara nsional maupun internasional, system perbankan dapat mendorong kemajuan pembangunan negara dan semua peraturan serta kebijakan pemerintah turut termasuk didalamnya, sehingga konsekuensinya pemerintah harus turut membantu menyelesaikan permasalahan perbankan. Restrukturisasi perbankan merupakan masalah yang besar dan mahal, dan rekapitalisasi perbankan merupakan bagian dari restrukturisasi perbankan. Semakin lama penyelesaian restrukturisasi perbankan, semakin besar biaya yang harus ditanggung oleh pemerintah. PT. Bank Bali Tbk, merupakan bank swasta nasional devisa yang sudah berdiri sejak tahun 1954 dan sudah menjadi bank devisa sejak tahun 1956, diikut sertakan di dalam program rekapitalisasi perbankan nasional oleh pemerintah pada awal tahun 1999. Dalam tesis ini akan dianalisa proses rekapitalisasi perbankan PT. Bank Bali Tbk, yang diawali dengan analisa kondisi keuangan perusahaan, bagaimana proses perjalanan rekapitalisasi Bank Bali, dari kondisi keuangan yang baik hingga perlu dilakukan rekapitalisasi. Proses rekapitalisasinya sendiri memakan waktu yang cukup panjang dan berliku dan banyaknya kendala-kendala yang membuat pelaksanaan rekapitalisasi Bank Bali tertunda. Semula direncanakan dilakukan pada akhir tahun 1999 menjadi mundur dan baru dapat dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2000. Sebagai akibat dari kemunduran proses rekapitalisasi tersebut, menyebabkan kenaikkan biaya rekapitalisasi dari Rp. 1.8 trilyun menjadi Rp. 5.3 trilyun.