Kegiatan Procurement merupakan proses mendapatkan suatu barang atau jasa dari luar perusahaan Menurut PMBOK 2000, kegiatan procurement pada dasarnya merupakan serangkaian proses meliputi kegiatan perencanaan pembelian, penyiapan dokumen-dokumen, permintaan penawaran, pemilihan penjual barang / jasa baik konsultan, kontraktor maupun supplier, diakhiri dengan serah terima barang /jasa serta penutupan kontrak. Dalam proyek konstruksi hasil dari kegiatan procurement ini berupa bangunan konstruksi dengan kriteria dan standar bangunan yang telah ditetapkan. Pembangunan suatu proyek konstruksi memerlukan tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya. Kegiatan procurement merupakan tahapan peralihan dari tahapan konsep / desain ke tahapan pelaksanaan. Oleh karena itu dalam perencanaan kegiatan procurement semua informasi mengenai proyek yang akan dibangun harus tercantum dalam dokumen procurement. Ketidaksempurnaan penyelenggaraan kegiatan procurement ini akan menimbulkan resiko-resiko yang berdampak pada tidak tercapainya aspek biaya, mutu dan waktu yang dihasilkan. Peran Construction Management (CM)1 , terutama untuk proyek konstruksi yang komplek, sangat penting untuk memastikan bahwa pelaksanaan procurement sudah berjalan dengan baik. Penelitian resiko dalam kegiatan procurement dilakukan dengan cara melakukan kajian akademik dan menyebarkan kuesioner kepada para pelaku di dunia konstruksi. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak pengaruh yang dominan pada kimrja procurement proyek konstruksi. Pengolahan datanya dilakukan dengan bantuan analisis statistik, program SPSS 13 dan program Crystal Ball 2000. Dengan diketahuinya variabel resiko yang dominan tadi, maka dapat dilakukan pembahasan mengenai sebab-sebab terjadinya variabel resiko tersebut, tindakan antisipasi dan tindakan korektifnya.