Penelitian ini merupakan sebuah penelitian dengan pendekatan event study, yang meneliti bagaimana reaksi para pelaku pasar modal terhadap informasi pengumuman laporan keuangan tahun 2002 dan Inpres No.5/2003 tanggal 15 September 2003 tentang percepatan program restrukturisasi perbankan. Saham-saham yang diteliti adalah saham-saham sektor perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kedua pengumuman informasi ini diharapkan dapat menjadi berita yang menggembirakan bagi para investor, karena untuk informasi pengumuman laporan keuangan secara teoritis akan membuat harga saham meningkat dan akan mendatangkan retum tambahan bagi investor. Sedangkan penerbitan Inpres No.5/2003 dapat menumbuhkan ekspektasi para investor tentang perbaikan di sektor perbankan. Tetapi para investor dapat bereaksi positif dan negatif yang ditunjukkan oleh kenaikan atau penurunan harga saham yang bersangkutan. Data yang digunakan sebanyak 7 sampel saham-saham sektor perbankan yang ada di BEJ. Dengan menggunakan test perbedaan rata-rata sampel berpasangan, penulis tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman, baik untuk pengumuman laporan keuangan 2002 maupun penerbitan Inpres No.5/2003. Walaupun ada perbedaan yang signifikan untuk cummulative abnormal return namun perbedaan itupun mengarah ke arah negatif, sehingga investor tidak mendapatkan tambahan keuntungan. Secara keseluruhan, dari hasil penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa kedua informasi ini, baik yang bersifat fundamental maupun teknikal, tidak memberikan peluang kepada investor untuk memperoleh abnormal return. Juga tidak terjadi fiuktuasi harga saham yang dipicu oleh kedua informasi ini. Jadi berdasarkan penelitian ini dapat dikatakan bahwa investor di pasar modal Indonesia cenderung untuk tidak mempergunakan kedua informasi ini dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan investasi