Keputusan seorang pecandu narkoba penderita HIV dalam terapi Antiretroviral bukanlah keputusan yang mudah. Keputusan tersebut selalu berhadapan dengan tantangan dalam terapi yang menimbulkan disonansi. Dalam Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana proses terjadinya disonansi dan pengurangan disonansi pecandu narkoba penderita HIV dalam keputusan menghadapi terapi. Informan dalam penelitian ini adalah 3 orang yaitu 2 pecandu narkoba yang masih aktif menggunakan narkoba, 1 pecandu narkoba non aktif. Semuanya adalah penderita HIV. Satu dari tiga informan baru 4 tahun menjalani terapi antiretroviral, 1 informan pernah mengikuti terapi dan sudah 4 tahun putus terapi hingga sekarang, satu informan lagi belum pernah mengikuti terapi antiretroviral. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menggambarkan bagaimana pecandu narkoba penderita HIV mengalami proses disonansi. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme. Peneliti ingin melihat bagaimana pecandu narkoba penderita HIV memandang diri mereka sendiri dan memandang terapi ARV. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada konsep-konsep baru yang ditemukan dari proses terjadinya disonansi kognitif pada pecandu narkoba penderita HIV yaitu Denialisme, remindphobia. Sedangkan pada proses pengurangan disonansi ditemukan konsep baru yaitu Apatis dan Peer Support.