Basic fuchsin merupakan salah satu jenis zat pewarna yang digunakan sebagai pewarna tekstil, rambut dan jaringan dalam laboratorium. Efluen atau limbah yang dihasilkan dari industri tekstil mengandung bahan kimiawi yang berbahaya, seperti zat pewarna tekstil yang harus dikelola terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan perairan. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam upaya menangani masalah pencemaran yang diakibatkan oleh pewarna tekstil adalah dengan metode biologis yang lebih murah dan efektif. Metode ini menggunakan mikroba sebagai agen pendekolorisasi zat pewarna tekstil. Bakteri diisolasi dari limbah perairan tekstil dan dikultur dalam medium untuk mengetahui kemampuannya dalam mendekolorisasi basic fuchsin. Isolat SBF 2 dan 6 pada medium GYP broth memiliki persentase dekolorisasi sebesar 65,39% dan 61,21%, sedangkan isolat SBF 7 dan PBF 5 pada medium NB memiliki persentase dekolorisasi sebesar 79,65% dan 79,50% dalam mendekolorisasi pewarna basic fuchsin. Hasil identifikasi spesies isolat pada isolat SBF 4, 6, 9 dan PBF 5 adalah berturut-turut Acinetobacter junii, Wautersiella falsenii genomovar 1 dan Aeromonas veronii.