Pasar modal Indonesia, walaupun instnimen-instrumennya yang memungkinkan memobilisasi dana masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan bursa-bursa dunia yang telah mapan, tetapi dalam usianya yang relatif muda telah menjadi waliana penting, diluar perbankan, untuk menyediakan dana yang diperlukan dunia usaha melalui penjualan saliam, obligasi dan derivatifnya, yang antara lain ialah reksa dana. Maka penelitian ini mencari suatu altematif bentuk reksa dana saham sebagai suatu instrumen investasi yang optimal, yaitu reksa dana saham berdasarkan indeks harga saham, yang disebut juga dengan lndex Fund. Reksa dana indeks dirancang untuk menghasilkan keuntungan yang senipa dengan suatu indeks khusus. Pada penelitian ini indeks yang digunakan, ialah indeks yang telah resmi diterapkan di Bursa Efek Jakarta, yakni Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks-indeks saham berdasarkan sektornya (Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Industri Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdagangan, Manufaktur), dan indeks LQ 45, sehingga dapat dirumuskan suatu masalah, apakah reksa dana yang dibentuk atas dasar indeks tersebut diatas memiliki kinerja yang optimal atau tidak. Untuk mengukur kinerja dari tiap reksa dana, maka digunakan beberapa metode pengukuran kinerja reksa dana yang ada, yaitu: metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan Appraisal. Dari keempat pengukuran metode tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja reksa dana indeks yang dibentuk berdasarkan IHSG ternyata lebih menguntimgkan ketimbang yang ditawarkan oleh suku "bunga perbankan menunit rate yang diterapkan Sertifikat Bank Indonesia/SBI (aset bebas resiko). Hal ini ditunjukkan juga oleh kinerja indeks yang berdasarkan LQ 45, walaupun return yang diberikan lebih kecil dan resikonya lebih besar jika dibandingkan dengan IHSG. Sedangkan reksa dana indeks yang dibentuk berdasarkan indeks-indeks per sektor memberikan kinerja yang bervariasi, adapun sektor-sektor yang memberikan kinerja dan return positif serta bekerja diatas average return yang diberikan oleh market (IHSG) ialah: sektor Perdagangan, Industri Konsumsi, Properti, Aneka Industri dan Manufaktur. Dan sektor-sektor yang hanis dihindari oleh para investor, karena memberikan kinerja yang negatif, yaitu: sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Infrastniktur, dan Keuangan.