Pada saat ini dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi dinegara kita, pemerintah berusaha secara maksimal menciptakan suatu iklim usaha yang mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, serta mendorong para pengusaha untuk memperluas usahanya. Salah satu aspek dari perluasan usaha adalah manajemen keuangan. Ini merupakan fokus dari karya tugas akhir ini. Membahas peran manajemen keuangan masa kini secara keseluruhan akan luas sekali jangkauan dan Iiputannya. Masalah keuangan tersebut akan mencakup masalah likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, sumber dan penggunaan dana, pengelolaan kas, pengelolaan modal kerja, peramalan keuangan, penganggaran modal, biaya modal dan sebagainya. Karena itu karya tugas akhir ini membatasi pada salah satu aspek manajemen keuangan yaitu pembahasan struktur modal tambahan yang dapat mengoptimalkan nilai perusahaan. Dalam perkembangan perusahaan pada suatu ketika diperlukan tambahan modal dan masalah utamanya adalah bagaimanakah tambahan modal tersebut harus dipenuhi. Apakah dengan menambah hutang atau dengan menambah modal sendiri atau bahkan kedua komponen tersebut digunakan yaitu dengan menambah hutang dan menambah modal sendiri. Dengan kata lain masalah ini menyangkut struktur modal tambahan perusahaan. Suatu struktur modal tambahan akan mempunyai dampak pada Earning Per Share (EPS) atau laba per saham yang paling tinggi. Masalah inti adalah bagaimana sebaiknya pimpinan perusahaan memilih alternatif tambahan modal sehingga nilai EPS atau laba per saham dapat memberi gambaran bahwa nilai perusahaan sudah maksimal? Setelah diadakan analisis dan perhitungan secara statistik (persamaan regresi) maka dapat diproyeksikan modal yang dibutuhkan untuk tahun 2002 yaitu sebesar Rp. 288.881.990.000,- dimana dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp. 30.156.990.000,- Sedangkan untuk tahun 2003 modal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 314.866.280.000,- dengan tambahan modal sebesar Rp. 25.984.290.000,-. Dari perhitungan tambahan kebutuhan modal, dapat disimpulkan bahwa pemenuhan tambahan modal untuk tahun 2002 dan tahun 2003 sebaiknya dengan menambah hutang jangka panjang dimana nilai EPS yang diperoleh masing-masing adalah sebesar Rp. 1.333,98 dan Rp. 1.437,01. Dibandingkan dengan kalau menambahkan dengan modal sendiri atau dengan penambahan jumlah saham maka EPS tahun 2002 dan 2003 yang didapat masing - masing adalah sebesar Rp. 792,36 dan Rp. 901,29. Dan bila dengan menambahkan 50% modal sendiri dan 50% dari hutang jangka panjang, maka nilai EPS yang didapat pada tahun 2002 dan tahun 2003 masing - masing sebesar Rp. 990,85 dan Rp. 1.104,70. Dalam memenuhi kebutuhan tambahan modalnya menambah 100% hutang jangka panjang daripada menambah modal saham Hal ini disebabkan apabila dilakukan penambahan modal saham, nilai EPS yang dimiliki oleh perusahaan akan menurun. Sehingga akibatnya akan berpengaruh pada perusahaan dimana tidak tercapainya nilai perusahaan yang optimal.