Pembahasan investasi senantiasa berkaitan dengan pengalokasian aset atau kekayaan atau dana ke dalam bentuk apa yang disebut dengan Investasi Riil (Real lnvestment) serta Investasi Keuangan ( Financial Investment) untuk tujuan yang akan datang yaitu untuk menaikkan nilai tambah dari aset tersebut. Untuk investor yang rasional, sebelum mengambil keputusan investasi dalam bentuk saham paling tidak harus memperhatikan dua hal yaitu : 1. Hasil investasi yang diharapkan (expected return) 2. Risiko (risk) yang terkandung dalam alteraatif investasi tersebut, dimana risiko itu pada dasarnya ada pada setiap jenis alternatif investasi saham, sedangkan besar kecilnya risiko tersebut tergantung pada jenis saham yang akan diinvestasikan. Pada saat terjadi krisis moneter hampir semua saham di Bursa Efek Jakarta mengalami penurunan harga yang sangat dalam dimana hampir semua bentuk jenis portofolio mengalami kerugian yang besar sehingga pada saat itu hampir semua manajer investasi melakukan aksi jual saham besar-besaran, dan mulai meragukan apakah saham-saham yang ada di Bursa Efek Jakarta dapat membentuk sebuah portofolio yang optimal, namun sejalan beriringnya dengan waktu, Bursa Efek Jakarta secara perlahan-lahan mulai merangkak naik sejalan dengan pergantian pemerintahan dan dipilihnya Presiden baru yang memulai lembar baru di dalam politik Indonesia. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis ingin membuktikan apakah dalam kondisi Bursa Efek Jakarta yang mengalami penurunan harga yang sangat dalam masih dapat dibentuk sebuah portofolio yang optimal? Kemudian data yang telah ada di proses^dan dilakukan pengujian dan setelah melakukan pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara resiko dengan standar deviasi dan setelah itu pembentukan portofolio dilakukan dengan menggunakan software investment dan setelah itu diperoleh beberapa macam bentuk portofolio dari return yang paling kecil sampai dengan return yang paling besar dan sebagai rekomendasi dalam melakukan investasi dalam portofolio saham selain memperhatikan faktor resiko juga perlu diperhatikan kondisi fundamental dari perusahaan yang bersangkutan dan pilihlah saham yang liquid.