Kondisi perbankan Indonesia sejak terjadi krisis ekonomi yaitu pada tahun 1997 cenderung memburuk dan untuk memperbaiki kinerja perbankan tersebut maka pemerintah telah mengadakan beberapa langkah reslrukturisasi yang salah satunya adalah menggabungkan beberapa bank khususnya Bank Dalam Penyehatan seperti menggabungkan Bank RSI dengan Bank Danamon Indonesia dengan permasalahan yang dihadapi adalah "Apakah yang menjadi penyebab tidak layaknya CAR Bank RSI dalam proses penggabungan dengan bank Danamon dan meneliti faktor-faktor pertimbangan bagi Bank RSI untuk digabungkan dengan Bank Danamon." Tujuan dari penggabungan itu sendiri adalah selain untuk memperluas jaringan perbankan juga yang paling penting adalah untuk memperbaiki permodalannya agar tidak negatif dan akhirnya dapat memenuhi kriteria Capital Adequacy Ratio (CAR) yang sesuai dengan ketetapan Bl No.3 l/146/KEP/Dir tanggal 12 No'vember 1998 yaitu minimal 4%. Metodologi yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah metode perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan rasio-rasio perbankan dari Bank RSI yang terdiri dari rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa CAR Bank RSI yang negatif atau tidak layak sejak tahun 1998 dan tahun 1999 karena besarnya biaya penyisihan dan penurunan atas akliva produktif pada tahun 1998 dan besarnya negative spread pada tahun 1999 menjadi pertimbangan utama untuk digabungkan dengan Bank Danamon Indonesia. Akhirnya faktor pertimbangan utama bagi Bank RSI untuk digabungkan dengan Bank Danamon bukannya dilikuidasi adalah untuk mengbindari bertambah parahnya kepercayaan masyarakat kepada bank swasta nasional yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap bank-bank swasta nasional lainnya. Selain itu dapat diketahui juga melalui analisa rasio perbankannya bahwa tingkat likuiditas Bank RSI tidak berhubungan positif dengan CAR-nya tetapi sebaliknya bahwa tingkat solvabilitas dan rentabilitas Bank RSI berhubungan positif dengan CAR-nya.