Masih banyalcnya perusahaan di Indonesia yang masih belum dapat menghasilkan pengembalian sebanding dengan risiko yang harus ditanggung harus menjadi perhatian manajemen perusahaan. Pendekatan Economic Value Added (EVA) yang diperkenalkan oleh Stern Steward Management Services dapat digunakan oleh perusahaan untuk membantu hal tersebut. EVA ini dinilai lebih mencerminkan nilai bisnis secara riil dengan mengukur nilai tambah (yalue added) yang dihasilkan perusahaan kepada investor. EVA berangkat dari konsep biaya modal, yakni risiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasi tadi, kian tinggi tingkat investasi, kian tinggi pula tingkat pengembalian (pendapatan) yang dituntut investor. Jika model tradisional berhenti pada laba (return) yang diraih, EVA mengurangi laba dengan biaya modal, sehingga manajemen perusahaan ditunrut mampu memilih investasi dengan tingkat pengembalian optimun. Dengan pendekatan ini, pemegang saham bisa melihat seberapa besar nilai tambah yang diraih perusahaan. Kondisi EVA yang positif mencerminkan tingkat kompensasi yang lebih tinggi ketimbang tingkat biaya modal. (NOPAT dikurangi biaya modal) Ini berarti, manajemen mampu menciptakan peningkatan nilai kekayaan perusahaan / pemilik modal. Sebaliknya EVA negatif menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan. Kian positif EVA-nya, berarti kian bagus pula kinerja perusahaan tersebut. Artinya manajemen telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Di Indonesia saat ini EVA masih merupakan sesuatu hal yang baru, studi empiris yang dilakukan pada perusahaan Indonesia memperlihatkan bahwa dengan pengungkitan leverage pada nilai pasar, terlihat modal ekuitas masih sangat mendominasi padahal biayanya lebih mahal. Pendekatan tradisional yang berhenti pada laba yang diraih, diteruskan oleh EVA dengan mengurangi pada biaya modal, sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah mereka sebenarnya menghasilkan nilai dari rata-rata modal yang digunakan pada periode tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam lampiran satu yang mana NOPAT di kurangi biaya modal (modal yang diinvestasikan x rata-rata biaya modal tertimbang). Jika perusahaan tersebut kinerjanya bagus maka NOPAT yang dihasilkan akan mampu menutupi biaya modal. Pada tesis ini juga ditunjukkan dari perusahaan-perusahaan yang dipilih sebagai sample nilai EVA yang di hasilkan mempunyai pengaruh terhadap naik turunnya nilai MVA, Market Value dan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik akan dinilai positif oleh pasar. Kenaikan Invested Capital mempengaruhi nilai EVA karena jika kinerja manajemen baik maka akan tercermin dalam NOPAT yang dapat menutupi biaya modal.(contoh Telkom dan Sampoerna). Untuk saat ini EVA masih menghadapi kendala untuk diterapkan di Indonesia karena adanya keterbatasan informasi mengenai EVA dan juga hambatan mengenai keterbukaan perusahaan dalam memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan.