Pertengahan tahun 1997, kondisi perekonomian bangsa Indonesia mengalami kesulitan yang dampaknya masih terasa hingga kini. Kondisi keuangan yang fluktuatif dan persaingan bisnis pun menjadi semakin ketat, terutama dengan masuknya pebisnis ritel Internasional. Dalam kondisi yang demikian, salah satu bisnis ritel yang masih bertahan sampai saat ini adalah PT Matahari Putra Prima, Tbk. Bagi perusahaan ritel seperti PT Matahari Putra Prima, Tbk tentu hal ini menjadi tantangan yang sangat berat sehingga perusahaan tetap berusaha agar dapat bertahan dalam situasi ini dan sedapatnya memenangkan persaingan yang ketat ini. Oleh karena itu pihak perusahaan harus dapat menilai tingkat kesehatan dari perusahaannya serta melihat apakah kinerja perusahaan sudah seperti yang diharapkan. Untuk itulah diperlukan analisis yang dapat menilai kesehatan keuangan perusahaan, sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan-kebijakan apa yang nantinya akan diambil sehubungan dengan hasil penilaian tersebut. Perkembangan perusahaan dari tahun 1999 sampai tahun 2001 cukup menggembirakan yaitu dengan melihat angka penjualan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi besarnya kenaikan penjualan ini juga diikuti dengan kenaikan biaya operasional, biaya penjualan dan biaya pemasaran pada setiap tahunnya. Kenaikan pada biaya-biaya ini, mempengaruhi nilai laba bersih perusahaan secara signifikan. Secara umum, tingkat likuiditas perusahaan tergolong baik, ini ditandai dengan kemampuan perusahaan untuk dapat membayar kewajibannya walaupun modal kerja bersih dan rasio kas dari perusahaan cenderung mengalami penurunan.