Bagaimanakah model pemasaran ini mempengaruhi keuangan perusahaan secara keseluruhan ? Hal inilah yang telah melatar belakangi penulis untuk meneliti secara mendalam terhadap perusahaan yang menerapkan model pemasaran dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana kebijaksanaan penerapan pemasaran triple bonus ini dapat mempengaruhi likuiditas, solvabilitas, profitabilitas termasuk didalamnya effektifitas penggunaan aktiva pada suatu perusahaan. Penelitian dilakukan dengan studi secara empiris terhadap keuangan perusahan PT Golden Agin Nusa Yang berlokasi di Jakarta, sebagai perusahaan penghasil alat dan mesin agroindustri yang telah mempunyai pasar di seluruh Indonesia dan telah menerapkan model promosi triple bonus ini selama setahun. Metode penelitian terhadap faktor-faktor analisis dilakukan dengan menganalisa hasil penjualan, faktor yang mempengaruhi penjualan, serta analisis keuangan perusahan pada pengukur likuiditas, solvabilitas serta profitabilitas dari kondisi sebelum dan setelah menerapkan model promosi pemasaran triple bonus. Pengujian data dilakukan dengan kaedah-kaedah yang berlaku seperti linear regresi pada uji pengaruhi dua faktor pada model pemasaran, serta balance sheel analysis untuk analisa laporan keuangan selama dua tahun (2000 - 2001). Pada penelitian ini juga duraikan analisis keuangan yang sama pada perusahaan sejenis, yaitu PT Bima Rekadaya Perkasa sebagai pembanding yang tidak melakukan kebijaksanaan pemasaran yang sama. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : Model Pemasaran triple bonus (terutama dalam pelayanan purna jual, publikasi dan harga) ini walaupun telah menjadi beban harga pokok penjualan, dan beban biaya operasi , namun telah menunjukkan hasil penjualan yang meningkat, sehingga memberikan pengaruh pada keadaan keuangan perusahaan. Pada PT Golden Agin Nusa, tingkat likuiditas terjadi penurunan pada tahun 2001 dilihat dari Kas lancar 8.3% dan Rasio Kas 2.83%, namun Rasio persediaan terhadap modal dan modal terhadap asset meningkat 2.15 dan 2.58 % dibanding 2000. Tingkat Solvabilitas juga menurun sebesar 50.1 % akibat penambahan modal kerja. Untuk tingkat profitabilitas terlihat meningkat dilihat dari Gross profit margin (GPM) yaitu sebesar 2.14 %; ROI pun meningkat sekitar 0,97 dibanding 2000. Dibandingkan dengan keuangan PT Bima Rekadaya Perkasa, dimana tingkat Likuiditas dan Solvabilitas terjadi penurunan, Rasio Lancar 80 % dan Rasio Kasnya 38.3 %, sedang solvabilitas menurun 25.3%. GPM PT Bima Rekadaya Perkasa mengalami penurunan 3.8 % . Dari hasil laporan keuangan ini menunjukan bahwa keduanya masih berjalan, namun dengan diberlakukannya model triple bonus pada PT Golden Agin Nusa telah memperlihatkan keuntungan yang berbeda dan lebih tinggi dibanding daripada PT Bima Rekadaya Perkasa, sehingga kebijakan pemasaran triple bonus ini telah membuat perusahaan lebih baik secara finansial.