Penyaluran kredit pada perbankan di Indonesia masih cenderung kepada sektor konsumsi. Pertumbuhan kredit konsumsi ini sangat tinggi sehingga dihawatirkan dalam pembenan kreditnya sudah tidak memperhatikan kualitas kredit, yang pada akhirnya akan membawa risiko pada bank. Risiko kredit ini berkaitan dengan kualitas kredit dan kolektibilitas kredit yang disalurkan. Penelitian ini mengevaluasi pertumbuhan kredit konsumsi dan menganalisis risiko kredit khususnya KPM (Kredit Pemilikan Mobil) dan KPR (Kredit Pemilikan Rumah) pada Bank "XYZ" dan perbankan pada umumnya. Dalam memanajemeni risiko kredit konsumsi, Bank "XYZ" perlu menyediakan provision untuk kredit dan memprediksi berapa equity yang harus disediakan apabila terjadi risiko tak terduga. Selama tahun 1999 - 2003, pertumbuhan kredit konsumsi pada Bank "XYZ" sangat tinggi mencapai 40% pada tahun 2003, sedangkan pertumbuhan kredit hanya 5%. Kondisi ini berlaku juga pada perbankan pada umumnya. Pencadangan (loan loss reserve) yang dilakukan oleh bank untuk mengcover expected credit loss tidak menyimpang jauh dari perhitungan. Apabila terjadi Unexpected credit loss masih dapat dicover dengan equity bank. Dengan equity reserve yang ada, Bank "XYZ" mampu mengcover kerugian kredit yang tidak terduga.