In a bank loan agreement clauses defined as a form of achievement and achievement cons that have to be done by the debtor and creditor/bank. The formulation of these clauses conducted by the bank, because the bank goes to a risk of default on loans given if the condition of the debtor at any time become problematic. One formulation of clauses that are closely related to the bank's efforts in the settlement of non-performing loans and that at this point is very often encountered in the credit and collateral agreement is cross default and cross collateral clauses. With the existence of this clause is also expected that the debtor will be more aware in meeting its obligations associated with the credit facility had received. In this study, data collection is done by using the approach of the law and also the conceptual approach, where research is focused on aspects of the rule of law as a provision written into the basic norm for the parties in determining the application of the law that is grounded in the Civil Code, theories and concepts related to aspects of contract law and banking law. From these results, it can be concluded that the settlement of problem loans in non-litigation on the bank of the debtor agreement credit contains a clause on cross default and cross collateral can be done with three (3) ways: first, good credit management, second, loans paid off, and the third, the deed of settlement of loans. / Dalam perjanjian kredit perbankan dirumuskan klausula-klausula sebagai bentuk prestasi dan kontra prestasi yang harus dilakukan debitur dan kreditur/bank. Perumusan klausula-klausula tersebut dilakukan oleh pihak bank, karena dalam hal pemberian kredit pihak banklah yang memiliki resiko gagal bayar terhadap kredit yang diberikannya apabila kondisi debitur sewaktu-waktu menjadi bermasalah. Salah satu perumusan klausula yang berhubungan erat dengan upaya bank dalam penyelesaian kredit bermasalah dan yang pada saat ini sudah sangat sering dijumpai pada perjanjian kredit dan jaminan perbankan adalah klausula Cross Default dan Cross Collateral. Dengan adanya klausula ini juga diharapkan agar debitur akan lebih “aware” dalam memenuhi kewajibannya terkait dengan fasilitas kredit yang telah diterimanya. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan undang-undang dan juga pendekatan konseptual, dimana penelitian yang dilakukan tekanannya pada aspek norma hukum sebagai suatu ketentuan tertulis yang menjadi norma dasar bagi para pihak dalam menentukan pemberlakuan hukumnya yaitu berpijak pada KUH Perdata, teori-teori serta konsep yang berhubungan dengan aspek hukum perjanjian dan hukum perbankan. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyelesaian kredit bermasalah secara non litigasi pada bank terhadap debitur yang perjanjian kreditnya memuat klausula cross default dan cross collateral dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu, pertama, manajemen kredit yang baik, kedua, pengimpasan pinjaman, dan ketiga, akta penyelesaian pinjaman.