Di dunia pedagogi, para pendidik banyak bersentuhan dengan persoalan moral ketika berinteraksi dengan siswanya. Kualitas interaksi ini mempengaruhi motivasi belajar siswa. Gilligan, seorang pendiri difference feminism, mengatakan laki-laki dan perempuan memiliki pendekatan moralitas yang berbeda. Laki-laki cenderung kepada etika keadilan dan perempuan cenderung kepada etika kepedulian. Etika keadilan mengacu pada moralitas hak dan aturan sedangkan etika kepedulian mementingkan moralitas relasi. Dengan bantuan teori Gilligan, peneliti berupaya melihat kaitan antara jender dengan motivasi belajar. Peneliti mengadakan penelitian bagaimana sikap moral yang berbeda perspektif ini tercermin daiam tindakan pedagogis guru perempuan dan laki-laki dan manakah dari kedua pendekatan ini yang lebih berpengaruh pada peningkatan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara guru perempuan dan laki-laki dalam metode pemecahan konflik, cara pandang atas tanggung jawab dan relasi mereka dengan siswa. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa guru-guru dengan tingkat etika kepedulian yang lebih tinggi lebih diminati siswa untuk meningkatkan motivasi belajar. Mengingat konsepsi jender belum lama memasuki Indonesia, diharapkan dengan penemuan ini profesionalitas guru yang berperspektif gender dapat lebih ditingkatkan.