Nyeri adalah keluhan yang paling sering diungkapkan oleh pasien pascaoperasi. Pascaoperasi adalah masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Sesorang yang mengalami nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-hari, dan apabila nyeri tersebut berkelanjutan dan tidak ditangani, maka dapat mengakibatkan syok neurogenic. Peran perawat dalam manajemen nyeri pada pasien pascaoperasi sangatlah penting, baik dalam tindakan mandiri maupun tindakan kolaboratif melalui manajemen farmakologi dan manajemen nonfarmakologi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran manajemen nyeri pada pasien pascaoperasi di ruang rawat inap lantai 5.1 Rumah Sakit Swasta di Indonesia Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan studi dokumentasi, dan menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Sampel penelitian berjumlah 137 sampel dokumen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dokumen. Berdasarkan hasil analisis dengan metode univariat menunjukan bahwa manajemen nyeri yang paling sering dilakukan oleh perawat pada pasien pascaoperasi yaitu manajemen farmakologi + nonfarmakologi pada 72 pasien (53%), kemudian diikuti manajemen nyeri farmakologi pada 54 pasien (39%), dan manajemen nonfarmakologi pada 4 pasien (3%). Saran bagi peneliti selanjutnya yaitu membagi jenis pembedahan yang dilakukan, dan perlu diteliti juga hubungan jenis operasi dengan manajemen nyeri farmakologi dan nonfarmakologi.