Dalam situasi penuh perubahan seperti sekarang, organisasi perlu berpikir strategis dan bertindak strategis, serta perlu memiliki strategi yang efektif. Perencanaan strategis membantu organisasi melakukan hal tersebut. Dengan maraknya persaingan di dunia pendidikan saat ini, penting bagi lembaga pendidikan untuk melakukan perencanaan strategis. Lembaga Pendidikan XYZ yang berdiri pada tahun 1998 banyak mengalami ups and downs. Beberapa kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan visi, misi, maupun lingkungan internal serta eksternalnya, dan beberapa rencananya tidak terwujud sebagai akibat faktor eksternal serta internal yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk meneliti mengenai perencanaan strategis XYZ. Masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: "Bagaimana pelaksanaan perencanaan strategis di Lembaga Pendidikan XYZ?" dengan penekanan pada analisis lingkungan internal dan eksternal, isu strategis dan strategi. Untuk membahas masalah tersebut digunakan Ten Step Strategic Planning Process dari Bryson sebagai landasan teori. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, penyebaran kuesioner, diskusi kelompok, observasi dan analisis dokumen. Subyek penelitian adalah key stakeholders XYZ, yakni pengurus yayasan, karyawan dan konsumen. Berdasarkan data penelitian diperoleh kesimpulan berikut. Lembaga Pendidikan XYZ belum melakukan proses perencanaan strategis secara formal. XYZ kurang menyadari perlunya mengidentifikasi mandat (formal serta informal) dan mengkaitkannya dalam menyusun strategi. Visi dan misi ada sejak XYZ berdiri, namun sebatas kesepakatan lisan, kurang dikomunikasikan dan tidak dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan. XYZ belum melakukan analisis SWOT secara formal dan belum membahas secara khusus tentang isu strategis. Strategi yang dijalankan selama tahun terakhir ini adalah 'brand awareness' dan 'efisiensi', disusun melalui pendekatan yang konvensional (berdasarkan obyektif yang ingin dicapai semata). Review dan adopsi strategi tidak melibatkan karyawan. Strategi ini kurang didukung oleh karyawan. Strategi dievaluasi oleh yayasan tiap akhir tahun ajaran, dengan menggunakan kriteria dari yayasan semata. Dengan perencanaan strategis demikian, organisasi (dalam hal ini XYZ) akan kurang tanggap dan kurang efektif dalam berespons terhadap lingkungannya. Dari data penelitian diidentifikasi SWOT XYZ dan dua isu strategis yang dihadapi oleh XYZ. Kemudian melalui Oval Mapping Process disusun strategi untuk mengatasi masing-masing isu strategis.