Perkuliahan merupakan tahap pendidikan yang paling mempersiapkan mahasiswa/i menuju kesuksesan. Dalam perkuliahan, mahasiswa/i akan mendapat bimbingan akademik dari pengajar sesuai dengan jurusannya. Namun, pendidikan akademik saja tidak cukup. Pengalaman berorganisasi juga memiliki peran yang penting dalam kehidupan perkuliahan seorang mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan merupakan wadah bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan interpersonal mereka. Dalam setiap organisasi juga pasti terdapat pemimpin yang memimpin menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda. Gaya kepemimpinan sendiri dibagi menjadi tiga yaitu transformational, transactional dan laissez-faire leadership. Oleh sebab itu, sering timbul konflik antara pemimpin dengan anggotanya. Hal ini dapat memengaruhi OCB anggota dimana OCB menjadi berkurang. Penggunaan OCB ataupun gaya kepemimpinan merupakan istilah yang awal di dunia pekerjaan, namun bukan dalam konteks organisasi kemahasiswaan. Oleh karena itu, penelitian ini diadakan untuk melihat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap OCB anggota organisasi kemahasiswaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 105 partisipan yang merupakan aktivis organisasi kemahasiswaan di Universitas Pelita Harapan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner MLQ-6S dan OCB Scale (self-rating). Hasil penelitian menyatakan bahwa gaya kepemimpinan memengaruhi OCB ( = .061, = .247, p < .05, = .056, = .237, p < .05). Temuan lain terkait variabel yang diteliti didiskusikan lebih lanjut dalam penelitian ini.