Latar Belakang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) diharuskan melaksanakan pembelajaran daring untuk mencegah klaster baru penyebaran Covid-19. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran daring menggunakan gawai sehingga dapat meningkatkan intensitas penggunaan gawai yang merupakan faktor risiko dari Computer Vision Syndrome (CVS). Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode potong lintang. Sampel dipilih dengan metode convenience sampling sebanyak 151 orang mahasiswa FK UPH yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan Kuesioner CVS-Q pada Januari-Maret 2021. Hasil Penelitian Dari total analisis 151 responden, terdapat 30 responden yang negatif CVS di mana 8 (26,7%) responden memiliki intensitas penggunaan gawai selama pembelajaran daring <8 jam, dan 22 (73,3%) responden memiliki intensitas penggunaan gawai selama pembelajaran daring ≥ 8 jam. 121 responden lain positf CVS di mana 16 (13,2%) responden memiliki intensitas penggunaan gawai selama pembelajaran daring <8 jam, dan 105 (86,8%) responden memiliki intensitas penggunaan gawai selama pembelajaran daring ≥ 8 jam. Berdasarkan uji fisher exact didapatkan tidak ada hubungan yang signifikan (p: 0,093, OR: , CI: 0,909-6,264). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan yang signifkan antara intensitas penggunaan gawai saat pembelajaran daring dengan kejadian CVS pada mahasiswa Fakultas Kedokteran UPH angkatan 2018 – 2020 Kata Kunci: Intensitas penggunaan gawai, pembelajaran daring, Computer Vision Syndrome, mahasiswa kedokteran