Industri perfilman Indonesia berkembang pesat selama 10 tahun terakhir, namun eksplorasi akademis desain bunyi pada film Indonesia masih minim dilakukan. Penelitian mengenai semiotika desain bunyi dari efek bunyi petir pada film Gundaladilakukan untuk mengetahui pemahaman para ahli bidang visual dan audio untuk film terhadap peran dan signifikansi bunyi dalam film, berpedoman pada teori semiotika Peircean. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan fenomenologi, yaitu dengan melakukan wawancara kepada dua golongan narasumber: narasumber bidang visual (dua orang) dan bidang audio (tiga orang). Data diolah dengan melakukan transkrip hasil wawancara, kemudian menggunakan teknik coding kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa semiotika dari bunyi petir dalam film Gundala tidak dapat dipahami seutuhnya tanpa melibatkan aspek lain yang membentuk sebuah adegan, khususnya aspek visual. Keterikatan tersebut terbentuk karena peran bunyi yang sejak awal adalah untuk mendukung visual dan cerita. Temuan lain dari penelitian ini adalah keberadaan bunyi pada film dengan genre superhero signifikan dan krusial untuk menyampaikan cerita. Hasil dari penelitian ini membawa perspektif baru ke dalamranah akademis yang dapat ditelusuri lebih lanjut.