Pemaparan dengan menggunakan media film digunakan dalam mewujudkan karya Terkisah Lampu karena film memiliki kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan. Tugas akhir ini merupakan laporan sutradara dari pembuatan film pendek Terkisah lampu. Berlatar pada suatu malam di tahun 1998, film pendek Terkisah Lampu menceritakan dari sudut pandang sepasang suami istri beretnis Tionghoa yang tinggal di Balikpapan yang mendapatkan kabar kematian anaknya yang tewas tertembak saat mengikuti demonstrasi di Jakarta. Tujuan utama dari diproduksinya film Terkisah Lampu terbagi menjadi tiga, yaitu untuk memaparkan realita yang dihadapi etnis tionghoa pada masa orde baru, memaparkan sejarah yang terjadi di indonesia pada tahun 1998 dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu yang terjadi dalam menghadapi kematian seorang anak dalam keluarga. Perancangan film pendek Terkisah Lampu sendiri melewati serangkaian tahapan, dimulai dari tahap pengembangan naskah, pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Film pendek Terkisah Lampu diharapkan menjadi sebuah gambaran dari sudut pandang orang tua Tionghoa di Indonesia yang mengalami dukacita atas anaknya pada tahun 1998, sekaligus dapat menjadi medium berefleksi dalam menghadapi dukacita dengan tepat. / The exposure of using film media is used in realizing the work of Terkisah Lampu because films have the ability to convey messages. This thesis is the director's report from the making of the short film Terkisah Lampu. Set on one night in 1998, the short film Terkisah Lampu narrates the point of view of Chinese husband and wife living in Balikpapan who got the news about the death of their son who died while attending a demonstration in Jakarta. The main purpose of the production of the short film Terkisah Lampu is divided into three parts, namely to describe the reality that shows Chinese ethnicity during the New Order era, to describe the history that occurred in Indonesia in 1998 and to increase public awareness about the problems that occur in dealing with the death of a child in the family. The design of the short film Terkisah Lampu itself goes through a series of stages, starting from the script development, pre-production, production and also post-production. The short film Terkisah Lampu is expected to be an idea or an overview from the point of view of Chinese parents in Indonesia who experienced grief for their child especially in 1998, as well as becoming a medium for reflecting on dealing with grief appropriately.