The criminal act charged to the notary in relation to the deed he made is usually the forgery offense set out in CHAPTER XII which regulates the Forgery of the Criminal Code, article 263, article 264 and article 266. Case decision number 259 / Pid.B / 2015 / PN.Cjr , Case Number 1003 K / PID / 2015 and Case Number 69 / Pid.B / PN.Plk stated that Aceng Wijaya, Neni Sanitra, Agustri Paruna were found guilty of criminal acts of forgery. The mistake they made was making changes to the minuuta deed without being known by the parties, making a copy of the deed not in accordance with the deed of the deed, and in the relaas acta which the facts did not exist but stated in the deed. criminal acts against the notary can be imposed if there is an element of intentions, although only in the form of dolus eventualis (deliberate possibility), because the notary is a person who is considered to have intelligence of mind which can be inferred from his experience, education and expertise. The type of research used is a type of normative legal research, which is carried out by collecting written legal materials, and legal literature relating to the subject under study with the types of primary data and secondary data obtained through literature studies and interviews. This study uses data analysis methods with inductive logic. / Tindak pidana yang didakwakan kepada notaris sehubungan dengan akta yang dibuatnya biasanya adalah delik pemalsuan yang diatur dalam BAB XII Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur tentang pemalsuan, pasal 263, pasal 264 dan pasal 266. Putusan Perkara Nomor 259/Pid.B/2015/PN.Cjr, Perkara Nomor 1003 K/PID/2015 dan Perkara Nomor 69/Pid.B/PN.Plk menyatakan Aceng Wijaya, Neni Sanitra, Agustri Paruna dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana pemalsuan. Kesalahan yang mereka lakukan karena melakukan perubahan atas minuta akta tanpa diketahui oleh para pihak, membuat salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta, dan dalam akta relaas yang faktanya tidak ada namun dinyatakan dalam akta. pidana terhadap notaris tersebut dapat dikenakan apabila terdapat unsur kesengajaan walaupun hanya dalam bentuk dolus eventualis (kesengajaan keinsyafan kemungkinan) hal tersebut karena notaris adalah insan yang dianggap mempunyai kecerdasan pikirannya yang dapat disimpulkan antara lain dari pengalamannya, pendidikan dan keahliannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum normatif, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan – bahan hukum tertulis, dan literature-literatur hukum yang berhubungan dengan pokok bahasan yang diteliti dengan jenis data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara. Penelitian ini menggunakan metode analisis data dengan logika induktif.